Nomor
sapi
|
Komposisi
Warna
|
Batas
warna
|
Warna bulu
kipas ekor
|
Warna lutut kaki
|
Warna perut
bawah
|
Warna putih
di dahi
|
Performa
Ambing
|
F-03
|
Hitam putih
|
Jelas
|
Putih
|
Putih
|
Putih
|
Ada, memanjang
|
Kecil
|
C-01
|
Hitam putih (50:50)
|
Jelas
|
Putih
|
Putih
|
Putih
|
Ada, memanjang
|
Kecil
|
J-01 |
Hitam putih (60:40)
|
Jelas
|
Putih
|
Putih
|
Putih
|
Ada
|
Besar
|
E-51
|
Hitam putih
|
Jelas
|
Putih
|
Hitam putih
|
Putih
|
Ada, membentuk segitiga
|
Kecil
|
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan
bahwa sapi nomor F-03, C-01, J-01, dan E-51 merupakan sapi Friesien
Holstein (ataupun peranakan) karena mempunyai komposisi warna hitam dan
putih dengan batas warna yang jelas. Sapi Friesien Holstein mempunyai
warna yang cukup terkenal, belang putih dan ini merupakan warna yang
dominan. Warna belang hitam-putih tersebut mempunyai perbatasan yang
tegas sehingga tidak ada warna bayangan, dan perbandingan antara warna
hitam dan putih tidak tentu atau tidak tetap. Bulu kipas ekor, bagian
perut dan kaki dari tracak sampai lutut (knee) atau hock
berwarna putih. Bangsa Friesien Holstein murni dianggap cacat warna
apabila ditemui sapi tersebut berwarna hitam atau putih mulus, ada warna
hitam pada bagian perut atau bulu kipas ekor, warna hitam pada kaki
dari kuku atau teracak sampai lutut, dan pada batas warna hitam dengan
putih terapat warna bayangan atau gabungan antara warna hitam dengan
putih (Prihadi dan Adiarto, 2008).
Setiap bangsa sapi mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda dalam hal produksi susu dan kadar lemak susu.
Berdasarkan produksi susu (volume produksi) secara berurutan dari
produksi yang paling tinggi sampai yang paling rendah adalah Fries
Hollands, Brown Swiss, Red Polled, Ayrshire, Guernsey, Red Danish,
Jersey, dan Milking Shorthorn. Berdasarkan kadar lemak secara berurutan
dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah yaitu Jersey,
Guernsey, Red Danish, Ayrshire, Brown Swiss, Milking Shorthorn, Red
Polled, dan Fries Hollands, sedangkan untuk jumlah produksi lemak yang
dihasilkan secara berurutan antara lain Fries Holland, Brown Swiss,
Jersey, Guernsey, Ayrshire, Red Danish, Red Polled, dan Milking
Shorthorn (Makin, 2011).
Sapi perah asli tropika menurut Murti
(2007), terdiri dari sapi Damaskus, sapi Gir, sapi Ongole, dan sapi
Sahiwal. Sapi perah asal subtropika terdiri dari sapi Friesian Holstein
(FH), sapi Jersey, Guernsey, Ayrshire, dan sapi Brown Swiss. Sapi perah
hasil persilangan yaitu sapi Australian Friesian Sahiwal (AFS), sapi
Australian Milking Zebu (AMZ), sapi Jamaica Hope (JH), dan Karan Swiss.
Sapi Damaskus berukuran sedang dengan tubuh tipis, warna kulit tubuh
cerah kemerahan sampai coklat tua, produksi susu antara 1500 sampai 3000
kg per 200 sampai 300 hari laktasi. Sapi Gir berwarna putih dengan
bintik merah gelap atau coklat merata ditubuh, menghasilkan susu
sebanyak 1200 sampai 1800 kg per laktasi selama 240 sampai 380 hari.
Sapi Ongole dikenal sebagai ternak pekerja namun juga dapat menghasilkan
susu sampai 1500 kg per laktasi selama 300 sampai 330 hari. Sapi
Sahiwal berwarna merah pucat kadang ada garis putih, produksi susu
antara 1400 sampai 2500 kg per laktasi.
Sapi Jersey berwarna coklat, susu
berwarna kuning karena kandungan karotennya tinggi serta presentase
lemak dan bahan padatnya juga tinggi. Sapi Guernsey berwarna coklat muda
dengan totol-totol putih yang nampak jelas. Sapi Guernsey produksi susu
dengan warna kuning yang mencerminkan kadar karoten yang tinggi
(karoten adalah pembentuk atau prekursor vitamin A). Sapi Ayrshire
memiliki pola warna yang bervariasi dari merah dan putih sampai warna
mahagoni dan putih. Sapi Brown Swiss memiliki warna yang bervariasi
mulai dari coklat muda sampai coklat gelap.Sapi ini dikembangkan untuk
tujuan produksi keju dan daging, serta produksi susunya dalam jumlah
besar dengan kandungan bahan padat dan lemak yang relatif tinggi
(Blakely dan Bade, 1998).
Sumber :
Nama pengarang : Dwitiya Mahartini
Judul : Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah
Tanggal penerbitan : 13 Agustus 2012
Link :http://dwitiya-martharini.blog.ugm.ac.id/2012/08/13/tata-laksana-pemeliharaan-sapi-perah/
Nama pengarang : Dwitiya Mahartini
Judul : Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah
Tanggal penerbitan : 13 Agustus 2012
Link :http://dwitiya-martharini.blog.ugm.ac.id/2012/08/13/tata-laksana-pemeliharaan-sapi-perah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar